Langsung ke konten utama

TNI mengajar di sekolah? Itu sebenarnya bukti kegagalan nasionalisme Indonesia di West Papua

TNI mengajar di sekolah? Itu sebenarnya bukti kegagalan nasionalisme Indonesia di West Papua
Negara sadar, tra bisa pertahankan Papua dengan senjata (represi fisik). Maka, represi psikis (represi ideologi) dilancarkan, dengan target usia dini (SD).

Kenapa target usia dini? Indonesia sadar atas peningkatan kesadaran perjuangan kemerdekaan Papua dalam generasi muda Papua. Maka walau guru bukan profesi TNI, mereka akan paksa mengajar sambil buat propaganda humanis, dan menyalahkan pegawai guru yang tidak aktif.

Kenapa guru tidak aktif? Bagaimana bisa guru mengajar ditengah ancaman teror operasi militer besar-besaran? Bagaimana mungkin murid mau masuk belajar sementara gedung2 sekolah dijadikan pos penginapan TNI yang sedang operasi?

Ini persis tahun 1980an di Kebo, Paniai. Yang satu generasi dengan saya lihat dan alami kelakuan TNI. Saya saksikan bagaimana represi TNI di sekolah tempat kedua orang tua saya mengajar. Mereka masuk kelas ambil alih peran guru dan ajari sejarah dan nasionalisme Indonesia.

Di sebelah sekolah, SD Inpres Kebo I (dulunya), banyak rakyat direndam di kolam berminggu-minggu sambil ditembaki bak kelinci percobaan, kami saksikan sendiri. Ditengah jalan, rakyat dipalang dan dipaksa menyanyi lagu perjuangan Indonesia, bila tidak dipukul/ditikam.

Tidak hanya disitu, gadis-gadis desa yang cantik dijadikan pekerja sex melayani TNI di Pos Militer. Saya ingat, anak perempuan dari Pak guru marga Kayame (saya lupa namanya)  meninggal akibat melayani TNI. Sementara ternak piaraan ditembak dan pemiliknya diminta denda ganti uang peluru, dll.

Lalu apakah mereka berhasil tumbuhkan nasionalisme NKRI? Tidak! saya justru dilahirkan dan dididik untuk mengerti apa itu penjajahan. Jadi, TNI masuk sekolah, justru hanya akan melahirkan trauma (kekerasan psikologi) pada murid2 SD, dan mereka kelak akan menjadi pejuang kemerdekaan!

Pertanyaan berikut, apakah benar Papua minim guru? Jawabannya, ya! Alasannya jelas, guru-guru banyak yang tersedot masuk menjabat di daerah2  pemekaran kabupaten, distrik, dll, yang pendapatannya lebih tinggi dibanding guru. Karena SDM bukan prioritas Indonesia membangun orang Papua.

Jadi mau bilang guru pemalas? Tidak! itu adalah dampak dari sistem dan praktek penyelenggaraan pemerintahan di Papua yang bias dengan kepentingan kolonialisme dan kapitalisme (penguasaan SDA). Jadi semua aktivitas pemerintahaan dan programnya di Papua itu bobrok sebenarnya, karena orientasi kekuasaan bukan orientasi pembangunan rakyat secara sungguh-sungguh.

Trada grand design pembangunan berkelanjutan, karena tujuan negara hanya memantapkan penguasaannya terhadap sumber daya alam Papua. Jadi kalau bilang guru pemalas, lalu bagaimana dengan banyak regulasi kekhususan dalam Otsus yang terus dikandaskan Jakarta? Jadi jangankan kelas SD yang dimasuki TNI secara arogan, di pemerintahan provinsi, kabupaten hingga di semua sektor dimasuki TNI yang memainkan peran invisible hands.

Makanya, kalau mau Papua ini sejahtera? termasuk bila ingin pendidikan terpenuhi baik, contohilah Timor Leste yang prioritas bangun SDM setelah merdeka, atau Kuba, atau Vanuatu, atau jepang yang bangkit dari puing-puing kehancuran, dll. Karena pendidikan tanpa kebebasan/kemerdekaan itu seperti makan sayur tanpa garam, yang terpaksa makan karena lapar! Eh?

Victor Yeimo,
Anak guru tratau skolah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebebasan Akan Kami Rahi

Kebebasan Akan Kami Rahi Oleh: Bob Muno Meno. Tengah Rimbah belantara. Kejora berkibar yang indah, kami rakyat papua tahu bahwa itu Tentara pembebasan nasional papua barat, organisasi papua merdeka yang sedang mengibarkannya. Mereka adalah tentara revolusi. Revolusi untuk West papua agar penjajahan di muka bumi dapat di hapuskan. Pastinya pagi ini mereka sedang siap dan siaga untuk lanjut kotak sejata untuk mengusir penjajah di west papua. Lihat Tenggah rimbah belantara west papua, suara suara unggas bernyanyi menggah bersama Fajar berdiri kokoh tanpa ada keraguan degan kata "biar posko di bongkar pasti papua merdeka". Terserah di luar sana mau bilang apa? Ahhkk yang harus kalian tahu, Papua itu harga mati, kemerdekaan akan kami berjuang sampai mati. Tetapi yang perlu di ingat bahwa  kami sedang bejuang untuk revolusi, meminta kebebasan dan keadilan harus hadir yang adil di muka bumi. Rakyat papua adalah rakyat kami dan kami adalah penjaga rimbahnya yaitu militer wes...

Hutan adalah Tempat Keselamatan Pertama Bagi Pengungsi

Hutan  adalah Tempat Keselamatan Pertama Bagi Pengungsi Saya merasa sedih, ketika mendengar keluarga saya yang sedang dalam pengungsian, karena  serangan Manusia Berkekuatan Besi di Ndugama Papua, saya pernah mengalami bagaimana  orang mengungsi dari kampung halaman yang tak bisa ditinggalkan entah itu lahan, ternak, dusun dan juga lebih parah lagi Se-keluarga tidak baku dapat saat berlari mencari keselamtan di Hutan rimba. Mendengar dan merenungkan Bagaiman rasanya orang yang berlarian dihutan-hutan, karena ketakutan serangan manusia yang  tidak mereka kenal menggunakan tangan besi, melerikan diri di Hutan-hutan Tanpa persiapan bekal, sanak saudara, yang ada hanya terasa saakit dan cucuran air mata. Jalan satu-satunya keselamatan utama adalah bersembunyi dihuta rimbah, Tak ada suara sanak saudara  yang terdengar,  yang ada hanya suara burug dan tembakan bertubi-tubi juga asap dan terdengar tangisan ternak Babi.  Saat itu Tembakan  bunyi senjata y...

Marta kawin Dengan DPRD Baru

"MARTA KAWIN DENGAN DPRD BARU" Nona manis namanya Marta,asal kampung kecil yang menempel di gunung Deiyai,Obayo kabupaten Dogiyai Papua.sejak Marta masih kecil di usia 5thun kedua orang tuanya meninggal dibunuh oleh tentara di salah satu kota sementara tentara melakukan operasi militer terhadap dugaan perampokan peluruh senjata api dimarkas oleh OTK(orang tidak dikenal).Marta dibesarkan oleh keluarga dari mamanya,adik perempuan dari mama. Marta menjadi anak remaja yang baik dalam keadaan yang teraumatik.Marta anak yang pintar dan kuat bekerja dirumah maupun disekolah saat hari kerja.Marta sudah berumur 20thun dan Marta baru saja menyelesaikan pendidikan SMA(sekolah menenggah atas)di Monemani ibu kotanya Kabupaten Dogiyai.Marta anak desa yang secara alamiah rajing bekerja keras dan pula cantik karakternya dan pula fisiknya. Marta akan melanjutkan kuliah diluar daerah tapi tidak punya uang.orang tua Marta sudah meninggal dibunuh.Dia dibesarkan di keluarga yang se...